PEMECAHAN MASALAH BELAJAR

PEMECAHAN MASALAH BELAJAR BERDASARKAN
  MOTODE GERALD EGAN 
Oleh, Marius Goo 


Konsultasi Masalah Kesulitan Belajar Dan Memahami  Isi Suatu Buku 
Bapak saya datang untuk meminta solusi-solusi terbaik dalam mengatasi kesulitan membaca dan bagaimaan saya dapat memahami isi suatu buku. Masalahnya selama ini saya selalu belajar tetapi sulit untuk memahami apa yang saya pelajari. Saya sulit mengatur waktu belajar. Saya sulit membedakan apa yang terpenting dan mendesak untuk saya belajar. Selama ini saya belajar asal-asalan. Apalagi kalau ada teman main yang datang bertamu, saya lupa belajar walaupun ada ujian pada hari esok. Selama ini saya belajar hanya untuk mencari nilai. Saya belajar tidak lebih dari mencari  nilai yang baik dari dosen: menurut saya belajar untuk mendapatkan nilai baik. Bapak ini pengalaman cara belajar saya. Saya juga sulit sekali untuk memahami isi suatu buku, barangkali karena saya belum memiliki pemahaman mendalam tentang pendidikan. Saya membaca buku pun asal-asalan; sekedar menghabiskan waktu sisa: sementara waktu normal saya gunakan untuk bermain, berhuru-hara dan berbasa-basi hal-hal yang  tidak berarti. Waktu efektif terpakai habis untuk melakukan hal-hal yang tidak sebenarnya. Memang saya sadar bahwa membaca buku itu paling utama, tetapi itu hanya sebatas kesadaran dan saya masih belum memulai aksi, kesadaranku hanya sebatas kesadaran: kesadaranku menjadi nihil/kosong, tak bermakna. Mohon jalan keluarnya, bapak?
Pemecahan Masalah: Mencari Dan Menemukan Solusi Atas Masalah
1.      Apa yang terjadi?
Konselor: Begini anak, Masalah yang anak beritahukan memang amat kompleks dan amat krusial apalagi sebagai seorang mahasiswa yang diidentikan sebagai manusia pembelajar atau pelajar yang tugas utamanya adalah belajar, diantaranya adalah membaca buku, memahami isi buku dan mengkritisinya. Jika mengalami kendala/kesulitan dalam membaca buku memang amat disayangkan karena belajar sebagai lahan utama seorang pelajar, seperti kebun bagi seorang petani. Jika seorang petani tidak mempunyai profesionalitas dalam hidup bertani pasti hasilnya tidak akan memuaskan. Demikian juga dengan seorang mahasiswa, jika mahasiswa tidak menemukan cara-cara yang terbaik “suatu profesionalitas” dalam belajar dan membaca pasti akan mengalami kesulitan-kesulitan terutama memahami pandangan-pandangan dasar yang menjadi penopang kehidupan. Dari masalah yang ada, kita dapat mengklarifikasikan dalam beberapa pokok, berkaian dengan masalah keberadaaan pribadi. Misalnya; Apa yang anda pahami tentang belajar/membaca buku? Sejauh mana anda merasa penting dengan pendidikan? Menurut pengalaman, mengapa anda merasa mengalami kesulitan dalam belajar/memahami isi buku?
Konseli: Saya memahami belajar/membaca buku itu dengan memperoleh nilai di sekolah. Saya belajar supaya saya mendapatkan nilai yang baik di sekolah. Saya pahami belajar ini untuk mendapatkan nilai di sekolah. Jika ada mata kuliah yang belajar untuk tidak mendapatkan nilai pasti saya tidak akan belajar, karena a priori saya belajar itu identik dengan mendapatkan nilai, membaca buku itu identik dengan mendapatkan nilai. Sedangkan mengenai sejauh mana saya merasa penting belajar/membaca buku? Bagi saya belajar/membaca buku itu penting sejauh mendapatkan nilai yang baik. Mengapa saya harus berjuang mendapatkan nilai yang baik? Alasannya karena keuskupan membuat standar dan malu terhadap teman jika mendapat nilai tidak baik. Saya mengalami kesulitan belajar/memahami isi buku karena belajar saya tidak konsisten, tidak efektif. Saya belajar hanya untuk mendapatkan nilai: belajar saat-saat ujian. Jika tidak ujian tidak belajar, bahkan berbasa-basi tentang hal-hal yang tidak bermakna.
Konselor: Pertama, Pemahaman belajar untuk mendapat nilai sudah tidak relevan zaman sekarang. Pemahaman ini merupakan pandangan masa kuno. Pandangan ini adalah pemahaman orang-orang yang pragmatis: yang mencari gampang, yang penting jadi, asal mendapat nilai, asal selesai tanpa mendapat suatu kemampuan sebagai kekuatan hidup. Belajar/membaca buku itu harus terus-menerus dan harus memiliki latihan yang berkesinambungan. Maka tidak ada yang namanya waktu luang, waktu kosong untuk seorang mahasiswa: karena seorang mahasiswa seluruh waktu tersedia untuk mendapatkan ilmu. Melalui waktu yang ada, termasuk pengalaman paling kecil dan sederhana, budi dicerahkan, terpenting budi terbuka untuk menanggapi dan merefleksikan realitas yang ada secara kritis dan menjadi kegiatan intelektual.  Kedua, Masalah pemakaian waktu. Dari masalah yang dibertitahukan, saya menemukan suatu ketidakhadiran eksistensial, yakni pengaturan waktu. Waktu adalah unsur paling utama bagi manusia siapa pun dia dan apa pun profesinya. Seorang menjadi manusia jika waktu dipergunakan secara eksistensial, menggunakan waktu secara keseluruhan, bukan parsial. Satu hal yang menjadi kealpaan adalah waktu tidak dilihat secara keseluruh, keutuhan: dengan waktu di bagi-bagi, dikotak-kotakan, sehingga pada waktu tertentu dipahami sebagai waktu luang atau waktu kosong. Jika waktu dilihat secara keseluruhan, waktu dilihat secara eksistensial: sebenarnya seluruh waktu ada untuk mengembangangkan diri, menemukan diri lebih dalam dan mencari sesuatu yang nilainya lebih tinggi dan melampaui. Mengapa dapat ditemukan waktu senggang atau waktu kosong dalam hidupmu? Bagaimana engkau mendefinisikan waktu kosong itu?
Konseli: Terima kasih bapak. Engkau memberikan sesuatu yang berarti untuk hidup terutama menemukan solusi dalam mengatur waktu. Pertanyaan bapak, mengapa saya menemukan waktu kosong atau senggang? Alasannya,  karena seluruh waktu saya tata secara baik dan diantaranya saya mengosongkan atau memberikan jedah kosong untuk beristirahat atau melepaskan kelelahan. Waktu jedah itulah yang menjadi waktu senggang atau waktu luang. Waktu luang ini saya gunakan untuk bermain-main, bersantai dan bercanda-tawa. Waktu senggang itu kadang saya sisikan satu jam, bahkan satu hari, dengan istilah selama enam hari saya bekerja, hari ketujuh adalah hari senggang-waktu luang untuk bersantai. Istilah melepaskan lelah, menghilangkan stres membawa ke suatu kesadaran di alam bawah sadar bahwa perkerjaan (belajar/membaca buku) menjadi suatu beban, suatu paksaan yang memberatkan hidup saya, sehingga harus memberikan jedah untuk istirahat, menghilangkan beban tersebut. Dengan kesadaran tersebut kadang membuat mengerjakan tugas (belajar dan membaca buku) menjadi beban yang amat berat. Pamahaman a priori ini menuntut saya untuk melepaskan beban itu secara pragmatis, yakni tidak belajar, bersantai. Dengan tidak belajar, beban hidup berkurang dan hidup semakin bersantai. Waktu luang-waktu kosong semakin bertambah, sehingga aku terninabobo dalam waktu kosong itu. Waktu kosong itu saya pahami dengan waktu tidak bekerja, waktu bersantai, waktu bermain-main.
Konselor: Sebenarnya tiada istilah yang namanya waktu kosong. Waktu itu selalu ada, kita selalu hadir dalam waktu dan beraktivitas dalam waktu. Waktu tidak pernah kosong, tidak pernah tidak hadir. Yang menjadi masalah bukan waktu, tetapi subjek yang mengatur waktu itu. Waktu kosong telah menjadi populer, bahkan sudah mendarah daging dalam waktu temporal yang diatur oleh arloji dan kalender. Manusia tidak menyadari benda-benda tersebut sebagai alat temporal yang mengukur keberadaan dari waktu. Benda-benda tersebut bukan mengatur waktu tetapi mengukur waktu yang ada. Dengan benda-benda yang ada manusia dipermainkan dari waktu eksistensial yang ada. Pertanyaannya, seandainya benda-benda temporal, dan istilah waktu pagi-siang-malam ditiadakan; apakah engkau mendefinisikan adanya waktu kosong? Istilah adanya waktu kosong, senggang dan luang dari manusia lahir dari parsialisasi waktu dari waktu aksistensial yang ada. Manusia seharusnya masuk dalam waktu eksistensial itu, sehingga sepenuhnya hadir dalam waktu itu, dan merasakan sesuatu dari kegiatan dalam waktu tersebut. Tidak pernah ada yang namanya waktu kosong, hanya subjek yang mengalami kekosongan dalam waktu tersebut karena kelalaian manusiawi. Waktu selalu tersedia, selalu ada, namum manusia yang tak menyadari kehadirannya dalam waktu tersebut. Manusia selalu hadir dan berbuat sesuatu dalam seluruh waktu, namun karena istilah waktu kosong ada dalam alam bawah sadar maka kegiatan disaat “waktu kosong” itu dimaknai sebagai yang tak berarti dan tak bermakna. Dengan demikian kita tidak memiliki istilah waktu kosong, tidak pernah ada kekosongan waktu. Waktu selalu tersedia dan manusia selalu mengisi waktu itu, sekalipun dengan kegiatan sepele, sederhana dan tak masuk dalam perhitungan kegiatan-kegiatan terencana. Bukan berarti ada waktu cela antara kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lain, maka waktu itu tidak masuk dalam keseluruhan waktu, atau waktu cela tersebut dianggap tidak ada. Namun waktu itu selalu ada, hanya saja subjek tidak memaknai waktu cela tersebut sebagai kegiatan intelektual/kesadaran kritis. Intinya, kita masuk dalam seluruh waktu, memburu seluruh waktu dan kita masuk dalam seluruh waktu dalam temporal dan menerima secara setara, tanpa saling mengorbankan. Jangan ada anak-tiri waktu, yang dikorbankan. Hadapilah dan terima semua waktu dalam takaran yang seimbang, sehingga semua waktu menjadi waktu ideal membangun diri. Dari seluruh waktu yang ada, kembali kepada pribadi bagaimana kita mengkreasinya, tanpa membedakan dan mengorbankan. Seluruh waktu adalah ideal.
Konselor: Ketiga, masalah fasilitas yang disediakan. Fasilitas yang dimaksud adalah keberadaan realitas kehidupan. Saya melihat tempat/lingkungan tidak terdukung, hidup hanya bercanda gurau, berbasa-basi dengan teman bermain. Sebenarnya lingkungan keberadaan kaum intelektual harus ditata sedemikian rupa sehingga tercipta komunitas kaum intelektual. Orang yang memiliki intelektual yang mendalam pasti akan menghidari segala yang tidak membangun, pasti selalu mencari yang melampaui dan bijaksanana. Dalam kehidupan kaum intelektual yang diutamakan adalah kerja sama, saling mendukung, saling mendidik, hidup berdampingan dan saling membantu. Untuk mewujudkan itu fasilitas mesti didukung, segala yang dibutuhkan dilengkapi dan memberikan kenyamanan kepada semua yang ada dalam, membuat semua merasa at home dan semua mengarahkan hidup kepada perkembangan dan pertumbuhan bersama, yakni kepada yang lebih baik, kepada yang membebaskan dan menyelamatkan. Membebaskan yang bodoh dari kebodohan, mendukung yang lemah menjadi kuat, mengampuni kaum pendosa menjadi suci (tugas imam) dan memberi jalan keluar bagi yang kesulitan belajar/memahami sebuah isi buku secara baik, utuh dan sempurna.
2.      Bagimana Melakukannya?
Konselor: cara melakukan;
Kemampuannya: Menyadari situasi permasalahan, mencari jalan keluar, meminta bantuan mereka yang berpengalaman, mendengarkan nasehat konselor sepenuhnya, menemukan jalan keluar, menemukan kemampuan-kemampuan, memahami kemampuan secara mendalam, menguji kemampuan yang dimiliki, membagi waktu dengan memperhitungkan secara keseluruhan, menggunakan waktu secara keseluruhan dan secara kreatif, membangun suatu komitmen, membanguan suatu mimpi, mimpi dimasukkan dalam suatu alur pemikiran yang teruji dan secara sistematis, mulai spesialisasi kemampuan, mengukur kemampuan dengan realitas yang ada, mengukur kemampuan dengan waktu yang ada, profesi disesuaikan dengan kemampaun secara realistis, dan melakukan rencana/rancangan secara efektif, menaru pola-pola yang sesuai, mulai menghilangkan kesulitan-kesulitan yang ada, mulai menyusun cara belajar dan membaca yang tepat.
3.      Bagaimana Memperoleh yang Sebenarnya?
Konselor: Cara memperoleh;

Kemampuannya: Mulai bergerak ke depan, mulai beraksi berdasarkan rencana yang sudah dibangun, Menjalankan komitmen secara utuh, mulai menjalankan kemampuan yang ada berdasarkan situasi real, mempergunakan waktu secara konsisten, mulai memikirkan segala sesuatu secara imajinatif, mulai memilah kemampuan-kemampuan dan mengembangkan yang sesuai, memperhatikan situasi dengan menciptakan situasi sebagai tempat hidup kaum intelektual, memfasilitasi dalam menjalankan rencana yang sudah disusun, belajar dengan sepenuh hati dan menggunakan seluruh waktu sebagai waktu membaca, memahami isi buku melalui proses pembiasaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

YESUS, ORANG MISKIN DAN PENDOSA

UPACARA REKONSILIASI DI PAROKI SALIB SUCI MADI

VERONIKA MENDAPAT GAMBAR WAJAH YESUS