DESEMBER, NATAL DAN BINTANG KEJORA

GEGAP GEMPITA:
MEMASUKI BULAN LAHIR BINTANG
Oleh, Goo Egedy




Pengantar
Kelabunya hidup menuntut manusia untuk mengharapkan kehidupan terang dibalik kekelaman. Kaum optimis selalu mempunyai harapan akan masa depan yang lebih cerah. Bahwa kelabu, kekelaman, gelap dan malam tidak pernah bertahan lama, atau tidak kekal. Bintang Fajar akan bersinar dan akan menerangi kekelaman. “Manusia yang berjalan dalam kekelaman akan melihat terang, dan kegelapan tidak akan menguasainya.” Hal ini menjadi satu refleksi dalam tulisan ini.

Bulan
Bulan tidak bisa digantikan dalam perhitungan waktu. Bulan berkaitan dengan waktu, saat atau moment. Antara bulan yang satu dengan bulan yang lain membentuk satu kesatuan, menjadi satu dalam ikatan waktu eksistensial. Waktu senantiasa ada dalam keseluruhan dan kesatuan. Keberadaan waktu manusia selalu ada dalam kesejarahan dan imortalitas. Bulan satu mengisahkan kepada bulan yang lain , berputar hingga membentuk giliran satu ronda malam. Atau bukan menjadi dua, atau lebih. Waktu hanya adalah dalam “kekinian,” kemarin merupakan sejarah hari ini dan nenti merupakan kenyataan hari ini.
Ketika manusia memisahkan bulan dalam temporalitas dengan aksesoris (benda-benda, mesing, kalender, jam) keberadaan dan keutuhan manusia pun mengalami keterpisahan. Dengan skedul dan kegiatan yang beraneka dalam waktu kesementaraan, manusia kehilangan fokus tentang kesatuan dan keutuhan. Kejadian-kejadian dalam kesejarahan, baik sejarah menyakitkan maupun yang memerdekakan, pergantian waktu, manusia merasa jauh dari asal-usulnya. Apalagi terori-terori yang menekankan pencitaan, kejadian yang cukup lama dan berevolusi.
Bulan yang adalah waktu, sebenarnya ada hanya di sini dan kini (hoc ad nunc), Kairos. Yakni yang ada hanya bulan ini. Dalam kaitan dengan tulisan ini adalah “Desember.” Waktu ada hanya bulan Desember ini. Desember menyatukan semua bulan yang lain. Semua bulan tidak terpisahkan, atau bersatu secara erat bersama bulan Desember. Waktu hanya bulan desember karena memiliki ikatan, memliki kesatuan, ada dalam waktu.

Lahir
Lahir berkaitan dengan produktivitas, penghasilan, pengadaan sesuatu, ialah melahirkan kehidupan. kelahiran atau kejadian, proses penciptaan berkaitan erat dengan daya, karya dan karsa. Kemampuan untuk mengadakan sesuatu yang lain.
Dalam kenyataan kelahiran, sikap yang adalah syukur dan bangga. Kebanggaan dilahirkan dari kehidupan ada, kehidupan diadakan. Kegiatan melahirkan adalah upaya manusia untuk ambil bagian dalam memperluas kehidupan dari Allah Sang Pemberi kehidupan. Karena itu, kelahiran melambangkan kehidupan. Kehidupan tidak lain adalah Allah sendiri, Akulah pokok kehidupan. kematian, kejahatan dan penderitaan menjadi kontra Allah. Karena itu, Allah melawan kematian dan tindakan, juka bentuk-bentuk kejahatan.
Manusia adalah subjek yang melahirkan, sekaligus subjek yang dilahirkan. Manusia juga bertanggungjawab atas kehidupan yang dilahirkan. Dilahirkan agar hidup, bukan untuk menderita, apa lagi dimatikan.

Bintang
Bintang melambangkan adanya terang, cahaya, fajar, surya. Bintang menghalau kegelapan dan malam. Malam dan gelap dilambangkan juga dengan; kejahatan, penindasan, penganiayaan, pemorkosaan, penjajahan, pembunuhan, penindasan, perampokan dan pelacuran.
Umat Kuno (bangsa Yahudi) memaknai bintang sebagai simbol pembebasan, simbol pembawa berita, simbol terang dan kebenaran. Dalam Kitab Suci, terutama sejarah pembebasan bangsa Israel, kata “bintang kejora” dimunculkan berkali-kali. Mereka menyembara menuju pembebasan dengan cahaya bintang kejora.
Bintang kejora hadir secara gamblang ketika para Majus dari Timur hendak menyembah Yesus di Betlehem. Bintang itu menjadi penuntun kepastian, bintang mengantarkan kepada tujuan perjalanan dan perjuangan. Bintang itu membawanya hingga menggapai tujuan akhir. Bintang kejora itu bukanlah benda mainan, bintang kejora adalah kehendak Allah, kebenaran Allah sebagai sarana pemberitaan kebenaran. Allah menggunakan bintang kejora sebagai kompas, sebagai tanda lahirnya Masias, Almasih, Yesus Pembebas, Penyelamat.   

Bulan Lahir Bintang
Refleksi, Desember Bulan Lahir Bintang lahir lahir dari seorang Kristiani yang mengimani sekaligus  menghayati Perayaan natal sebagai puncak manusia kembali menjadi anak Allah, setelah diperbudak, dijajah oleh kejahatan, dosa, kegelapan dan duka-cita. Bulan Desember menjadi puncak terjadinya suka-cita bagi umat manusia yang mengimani Yesus sebagai Anak Allah yang menyelamatkan, melalui kelahiran-Nya.
Karena itu bulan desember adalah bulan kelahiran, bulang kehidupan. Setiap bulan Desember, manusia Kristiani merayakan kehidupan. Di mana karena Allah mencintai kehidupan, sekaligus Allah tetap mau mempertahankan kehidupan, Allah berkenan masuk dalam dunia yang kacau-balau, dunia karut marut untuk memperebutkan manusia kembali menjadi anak-anak-Nya.
Pada Bulan Desember, manusia kembali menemukan cahaya, menemukan bintang, menemukan terang di dalam Yesus Kristus untuk kembali kepada Allah. Yesus adalah Bintang Kejora, Fajar yang menyingsing untuk membangunkan pengharapan, kehidupan dan keselamatan. Hanya dalam dan bersama terang Bintang Kejora, manusia dapat sampai kepada Allah.  

Penutup
Pentup dari tulisan refleksi ini, ditutup dalam bentuk puisi;
Anak-anak Allah Yang Merdeka
Selamat datang bulan Desember
Bulan lahir Bintang Kejora
Kami telah lama merindukanmu
Kami lengah, lelah…

Bersinarlah Lebih cerah…
Sinarilah hati yang buta…
Cerahkanlah pikiran yang tertutup….
Menyingsinglah di lubuk terdalam…

Halaulah kejahatan
Usirlah penderiaan
Hilangkanlah kematian
Bebaskanlah kami

Menjadi anak-anak Allah yang merdeka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

YESUS, ORANG MISKIN DAN PENDOSA

UPACARA REKONSILIASI DI PAROKI SALIB SUCI MADI

VERONIKA MENDAPAT GAMBAR WAJAH YESUS