BERITA PENYANDERAAN DI PAPUA
BERITA PENYANDERAAN DI PAPUA
MELUKAI HATI RAKYAT PAPUA
Berita hoax yang telah dan sedang beredar tentang "Penyanderaan" di Tembagapura adalah kebohongan. Kebohongan ini melukai hati rakyat Papua.
Ditambah lagi dengan stygma Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Bahwa, sesungguhnya di Papua tidak ada KKB, yang ada itu OPM/TPN.
Kontak senjata yang sering terjadi dengan TNI/Polri adalah murni OPM/TPN. Mereka adalah lawan politik ideologi NKRI, sebagai sebuah negara yang mereka namakan dengan PAPUA BARAT. Dengan demikian, perlawanan atau kontak senjata yang terjadi adalah Militer dari kedua negara tersebut, negara yang berbeda.
Kasus penyanderaan yang diisukan dilakukan oleh KKB tidak tepat. Namun jika diisukan bahwa dilakukan oleh OPM/TPN tepat. Pernyataan ini sebatas pelurusan logika, bukan pembenaran isu. Sebab isu penyanderaan sesungguhnya tidak terjadi di Tembagapura, sebab mereka adalah orang-orang setempat, sudah lama tinggal di kampung tersebut. Sekaligus penyanderaan dalam jumlah yang banyak tidak mungkin terjadi. Penyanderaan dalam jumlah yang banyak tidak masuk dalam akal sehat manusia.
Karena itu, berita tentang penyanderaan di areal Tembagapura dinilai melukai hati rakyat Papua. Apalagi dengan dikembangkan hoaks KKB. Bahwa mereka bukan KKB melainkan OPM/TPN yang memiliki garis komando yang sama dari "United Liberation Movement for West Papua" (ULMWP), yakni kelompok hang sedang berjuang untuk melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Negara melalukai hati rakyat Papua melalui penyebaran isu hoaks: Penyanderaan dan KKB, negara wajib memohon maaf kepada rakyat. Apalagi dengan isu hoaks membuat rakyat hidup menderita, di mana makanan dan minuman yang dibawa oleh rakyat setempat disita, termasuk obat-obatan dibawanya. Tindakan sewenang-wenang atas masyarakat sipil ini, negara harus meminta maaf, entah melalui pemerintah daerah, entah melalui pemerintah pusat. Hal ini penting dalam usaha membangun kembali kepercayaan rakyat Papua yang kian memudar dari waktu ke waktu.
Pengakuan negara atas pembohongan atau stygma terhadap menjadi satu-satunya cara mendamaikan kembali rakyat Papua dengan NKRI. Jika tidak rakyat Papua selamanya tidak akan percaya terhadap NKRI. Tentu pengakuan harus terjadi dihadapan pihak ke tiga. Sebab NKRI dan OPM/TPN diyakini sebagai musuh. Karena di mana-mana musuh dengan musuh tidak pernah diselesaikan tanpa pihak ketiga. Karena itu NKRI dan ULMWP duduk bersama untuk menyelesaikan atau menyembuhkan luka yang lama dicederai oleh negagara terhadap rakyat Papua. (egy)
Pengakuan negara atas pembohongan atau stygma terhadap menjadi satu-satunya cara mendamaikan kembali rakyat Papua dengan NKRI. Jika tidak rakyat Papua selamanya tidak akan percaya terhadap NKRI. Tentu pengakuan harus terjadi dihadapan pihak ke tiga. Sebab NKRI dan OPM/TPN diyakini sebagai musuh. Karena di mana-mana musuh dengan musuh tidak pernah diselesaikan tanpa pihak ketiga. Karena itu NKRI dan ULMWP duduk bersama untuk menyelesaikan atau menyembuhkan luka yang lama dicederai oleh negagara terhadap rakyat Papua. (egy)
Komentar
Posting Komentar