KAPAN PERGANTIAN USKUP JAYAPURA?
USKUP JAYAPURA MGR. LEO LABA LADJAR:
ANTARA BERUMUR DAN MASIH MENJABAT SEBAGAI USKUP
Dalam peraturan, seorang Uskup menjabat hingga umur 75 tahun. Jika sudah mencapai usia 75 tahun, jabatan Uskup diganti orang lain, entah imam atau diakon tertahbis yang sedang dipersiapkan untuk ditabiskan menjadi imam. Anehnya, keuskupan Jayapura-Papua hingga kini belum ada kepastian pergantian uskup, padahal Mgr. Leo Laba Ladjar sudah melewati batas umur yang ditentukan oleh Gereja semesta. Dengan realitas yang ada, ada banyak pertanyaan yang dimunculkan oleh pemantau atau pemerhati Gereja Katolik di tanah Papua: tidak hanya kaum Klerikus, namun juga kaum awam; tidak hanya orang Papua, namun juga orang pendatang. Dari realitas yang ada umat mencari alasan dibalik realitas ini dengan pertanyaan-pertanyaan yang sering dilontarkan, seperti mengapa, kapan dan siapa penggantinya?
Mengapa Tidak Ada Pergantian?
Mengapa tidak ada pergantian dimunculkan dari realitas bahwa Uskup Jayapura, Mgr. Leo Laba Ladjar sudah melebihi usia maksimal, atau masa jabatan berakhir. Dengan melihat masa jabatan sudah lewat dan masih menjabat uskup, orang mulai bertanya, mengapa? Ada apa dibalik situasi ini?
Tentu jawaban yang didapatkan, Roma belum memutuskan delegasi yang diajukkan. Bisa juga Paus memperpanjang masa jabatan. Bisa juga masih ada urusan penting yang belum diselesaikan. Atau uskup masih mencintai domba penggembalaannya. Bisa juga uskup masih energik, masih kuat untuk melayani. Alasan-alasan ini masuk akal dan bisa diterima, namun apakah bisa dikompromi oleh sebuah lembaga besar? Mengapa uskup Leo tidak mempersiapkan jauh sebelum masa jabatan berakhir? Di samping alasan di atas dapat juga dinilai bahwa Mgr. Leo ambisi jabatan. Bisa juga sebelumnya tidak kerja serius. Atau uskup tidak mempersiapkan pengganti. Kalau hingga kini masih belum ada pergantian, lalu kapan pergantiaannya?
Kapan Pergantian?
Pergantian uskup diisukan akan dilaksanakan tahun 2016 karena umur Mgr Leo Laba Ladjar berpuncak tahun itu. Umat dengan antusias menantikan uskup baru, pengganti Mgr. Leo Laba Ladjar, namun pada tahun itu tidak terlaksana. Bahkan hingga tahun 2017 hampir berakhir masih belum ada pergantian. Lalu pertanyaannya, kapan baru ada pergantian?
Kepastian tahun pergantian belum jelas, apa lagi bulan minggu dan tanggal. Antusiasme umat merindukan gembala baru pun makin memudar, sebab Uskup lama masih menjabat sebagai uskup padahal sudah selesai masa jabatan. Waktu kepastian adalah satu tahun lalu, 2016, namun tahun kepastian itu teringkari karena belum terjadi. Mau pastikan tahun 2018 pun masih diragukan. Mungkin saja akan terjadi setelah Mgr Leo Laba Ladjar meninggal. Artinya, Mgr Leo Laba Ladjar mengubah peraturan masa jabatan 75 tahun menjadi seumur hidup. Artinya, kapan akan ada pergantian Uskup tetap menjadi satu pertanyaan yang terus akan dibahas untuk umat keuskupan Jayapura secara khusus dan Papua pada umumnya, hingga pergantian secara definitif terjadi.
Siapa Pengganti?
Kenyataan Mgr. Leo Laba Ladjar sudah berumur dan saatnya pergantiaan, pertanyaan siapa pengganti juga sering dilontarkan oleh umat keuskupan Jayapura, juga umat Katolik di Papua pada umumnya. Pertanyaan banyak kali datang dari kaum awam, baik orang asli Papua juga orang pendatang ke Papua. Pertanyaan itu ditujukkan langsung kepada Mgr. Leo Laba Ladjar, juga kepada para klerus dan frater dan karyawan keuskupan.
Pertanyaan ini sulit dijawab oleh para frater, dan tentu para pastor. Pertanyaan ini secara implisit dapat dijawab oleh Mgr. Leo sendiri sebagai yang mengusulkan atau mendelegasikan siapa-siapa dari para imam yang layak menjadi Uskup Keuskupan Jayapura. Karena itu, pertanyaan siapa pengganti tidak bisa dijawab oleh para imam, apalagi oleh para frater, namun hanya oleh Uskup Leo Laba Ladjar OFM dan Paus yang akan menentukan siapa yang layak menjabat sebagai Uskup Kesukupan Jayapura.
Kiranya pertanyaan-pertanyaan ini dapat terjawab segera, sehingga tidak mengundang pertanyaan lebih banyak dari kaum awam. Sekaligus supaya segera melakukan arah gerak penggembalaan pastoral, demi pelayanan kepada umat Allah di keuskupan Jayapura-Papua.(eyd).
Komentar
Posting Komentar