POLITIK DAN GEREJA KATOLIK

KONTEKS PERPOLITIKAN AMERIKA:
MEMBERITAHUKAN GEREJA KATOLIK DAPAT BERPOLITIK
Oleh, Goo Egedy



Resumme
Tulisan ini merupakan satu resumme, atau ringkasan sebuah artikel bagaimana Gereja Katolik di Amerika dihadapkan pada situasi politik. Tentang bagaimana Gereja Katolik berperan, berpartisipasi dalam politik yang berkembang. 
Umat Katolik di Amerika adalah juga bagian dari warga negara Amerika. Politik adalah satu topik yang agak kurang diselidiki para pemimpin religius Katolik dalam mempengaruhi politik kaum awam Katolik Amerika. Mereka  juga menjadi bagian yang penting dari para pemilih Amerika. Ada beberapa sumber potensi dari otoritas religius dalam Gereja yang bisa secara masuk akal diharapkan menggunakan pengaruh politik dengan Orang Katolik Amerika. Dari penelitian menunjukkan, bagaimanapun, bahwa banyak orang Katolik memiliki pandangan politik yang menyimpang dari ajaran Gereja pada sejumlah persoalan penting. Para pastor di beberapa paroki secara konsisten menyampaikan homili dengan nuansa politik yang liberal, sementara para pastor di paroki-paroki lainnya secara teratur menyampaikan khotbah dengan nuansa politik yang konservatif, dan masih ada pastor-pastor lainnya yang berada di antara keduanya. Berbagai isi dan gaya dan pola pesan imamat ini memiliki dampak yang berpotensi besar bagi politik Amerika dan hasil pemilihan.
Perubahan politik umat Katolik Amerika. Sejak tahun 1960, suara umat Katolik telah menjadi kurang demokratis bersuara tunggal, dan sejumlah besar bukti menunjukkan bahwa perubahan ini sebagian disebabkan oleh perubahan sederhana dalam demografi umat Katolik. Sebelumnya pada abad ke-20, umat Katolik lebih miskin, kurang berpendidikan, dan baru-baru ini lebih banyak pendatang dibandingkan dengan populasi aslinya, dan karena itu jauh lebih mungkin untuk memilih Demokrat. Bagi umat Katolik, sama seperti orang Amerika dari tradisi keagamaan, identitas keagamaan, kepercayaan, dan perilaku masing-masing memainkan peran penting dalam membentuk dan membentuk sikap politik.
Di Amerika keyakinan agama memainkan peran penting dalam membentuk pendekatan orang Katolik kepada politik. Kellsted t dan Smidt, misalnya, menunjukkan bahwa, di kalangan umat Katolik, pandangan Alkitab terkait dengan sikap tentang aborsi; Mereka yang menganggap Alkitab adalah benar-benar firman Tuhan sebenarnya jauh lebih menentang aborsi akan berbeda dengan orang-orang Katolik yang menganggap Alkitab hanya terispirasi dari firman Tuhan.  Tentang masalah mendasar keberadaan manusia, pandangan mereka tentang bagaimana agama menanggapi masalah tersebut, dan pemikiran mereka tentang kemungkinan solusi atas masalah tersebut untuk mengklasifikasikan orang-orang Katolik melalui rangkaian yang individualis dan yang berkomunitas. Masalah sosial seperti aborsi dan moralitas seksual dan mengadopsi pendekatan liberal (keadilan) yang jauh lebih banyak (secara politis) terhadap hukuman mati, masalah keadilan sosial, dan urusan luar negeri.
Para pemimpin Gereja tingkat tinggi, seperti paus, kardinal, dan uskup, mungkin agak jauh dari kaum awam Amerika, yang mungkin atau tidak mungkin menyadari ajaran Gereja dan pernyataan tentang masalah sosial dan politik. Selain itu, seperti yang ditunjukkan oleh para ilmuwan lainnya, pemikiran sosial dan politik resmi Katolik tidak sejalan dengan konteks politik Amerika; sementara Partai Republik dan Partai Demokratik berbagi keyakinan Gereja tentang isu-isu politik tertentu, tidak ada pihak yang mendukung posisi yang konsisten dengan pengajaran Katolik di berbagai isu politik, meninggalkan Amerika yang berharap dapat mengikuti politik Katolik sepenuhnya dengan beberapa pilihan di daerah pemilihan.
Para imam campuran, pada umumnya secara terbuka lebih terbuka untuk menyampaikan ajaran Gereja tentang aborsi dan menunjukkan bahwa mereka menempatkan penekanan yang sama di antara spektrum isu sosiopolitik.

Tanggapan Kritis
Gereja Katolik yang ada di dunia, yang ada bersama masyarakat dunia, Gereja Katolik harus menjadi bagian dari dunia. Artinya, apa pun tanggapan, Gereja Katolik wajib berpolitik. Politik Gereja Katolik mesti berdasarkan ajaran Gereja dan pesan-pesan Injili. Tingkat tertinggi dari politik umat Katolik adalah menjadikan dunia sebagai tempat yang layak dihuni oleh manusia. Gereja mendirikan Kerajaan Allah di dunia. Dengan demikian, politik harus menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan.
Gereja Katolik, terutama pemimpin tertinggi Gereja Paus, Kardinal, Uskup tidak bisa berpangku tangan, tidak bisa mencuci tangan terhadap politik kotor yang menindas manusia. Pemimpin Gereja harus hadir di mimbar Kristus untuk menyampaikan pesan-pesan keselamatan, pesan-pesan kenabian berdasarkan konteks real. Pemimpin Gereja yang tidak membicarakan konteks real, konteks politik real, tidak lain adalah mengalienasi umat, bahkan membiuskan umatnya untuk tidak aktif berjuang dan memikirkan kehidupannya secara real pula, demi perbaikan dan pembaruan.
Para pemimpin Gereja mesti menyadari bahawa mereka adalah wakil Allah. Karena itu, pesan-pesan profetis sesuai kehendak Allah sudah sepantasnya dikumandangkan. Di sini, apa pun partai politik, baik konservatif, maupun liberal, juga campuran, bagaimana pun sistem politik yang dikembangkan, Gereja Katolik tetap memihak pada kebenaran dan keadailan, kedamaian dan kesejahteraan bagi kehidupan manusia. Keberpihakan kepada martabat manusia, terlebih kepada yang tersisikan, terpinggirkan karena sistem dan struktur, Gereja wajib hadir untuk membebaskan atau menyelamatkan mereka dari perbudakan.   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

YESUS, ORANG MISKIN DAN PENDOSA

UPACARA REKONSILIASI DI PAROKI SALIB SUCI MADI

VERONIKA MENDAPAT GAMBAR WAJAH YESUS