PUISI
SURGAKU
Foto: saat Natal Sejawa-Bali di Joglo |
Goo, Egedy
Dalam dekapan jiwa
Dalam mata yang terpejam
Kumasuk sendi kehidupan
Kubergumam, tanyaku:
Di mana Surgaku?
Di mana dapat kutemukannya?
Di dunia maju?
Atau di dunia berkembang?
Di tempat kumuh?
Atau mungkin di sini?
Mungkin juga sana?
Kuterus bertanya,
Seandainya surga itu ada
Surga itu harus berwujud
Kuharus alami saat ini
Di sini juga
Namun, inikah surga itu?
Penderitaan tiada henti
Kematian makin merantai
Kelaparan makin meluas
Kemusnahan makin menjadi-jadi
Surga pun hampir menghilang
Katanya surga,
Namun yang empunya tidak menyadarinya
Katanya surga
Namun yang empunya menolaknya
Katanya surga
Namun yang empunya menjualnya
Surga telah tergadai
Surga bukan lagi miliknya
Surga telah milik orang lain
Pemilik surga menjadi penonton setia
Pemilik hampir menuai kemusnahan
Derita...
Sakit....
Penyakit...
Lapar...
Mati....
Adalah makananya setiap saat
Inikah Surga?
Entalah!
Ke mana surga beralih?
Kapan surga menunjukkan diri?
Kuharap: surga akan kembali
Hari ini juga aku berada di taman Eden
Surgaku: West Papua
Kupuja hingga akhir hayatku.
1 Mei 2018
(Mengenang hari Aneksasi Papua)
Komentar
Posting Komentar