MEMAKNAI PASKAH 2018

PASKAH 2018:
Kebangkitan Yesus dan Kebangkitan Orang Papua
Marius Goo*
Foto. Doc Pribadi

Kebangkitan jika diartikan secara profan berarti perubahan, revolusi atau reformasi. Satu sikap atau kesadaran manusia untuk melakukan pembaruan. Kebangkitan bermula dari kesadaran, dan aksi untuk mengubah, atau berubah. Kebangkitan memiliki konotasi daya pergerakan, daya perjuangan yang muncul dari dalam diri, bukan sebatas dipaksa karena keadaan di luar, malainkan lahir dari hari dan kesungguhan. Karena itu, kebangkitan diawli dari kesadaran diri, akan kedirian baik lahir maupun batin, baik yang ada di dalam maupun yang di luar mempengaruhinya. Karena itu, kebangkitan menjelaskan sesuatu ditinggalkan, sekaligus beralih kepada sesuatu yang baik, bernilai tinggi dan luhur. Kebangkitan luhur, suci inilah menjadi permenungan tulisan ini.

KEBANGKITAN YESUS
Kebangkitan Yesus dipersiapkan ribuan tahun, bahkan sejak dunia diciptakan. Kebangkitan Yesus tak diselami oleh akal budi manusia yang terbatas. Rencana, kehendak Allah jauh melampaui daya pikir, pemahaman manusia. Dalam sejarah perjalanan, pengembaraan bangsa Israel, mengenai kedatangan, kehidupan, penderitaan juga kebangkitan Yesus telah diramalkan. Para Nabi sudah terlebih dahulu memberitahukan tentang Yesus. 
Mengenai kebangkitan Yesus, Nabi menggambarkan sebagai cahaya bintang kejora yang tak kunjung padam. Timbul dari akar kehidupan dan dari kedalaman dunia. Persis hal itu terwujud dalam Yesus Kristus ketika Ia menjadi cahaya dunia, yang menghalau kegelapan dan menerangi kehidupan. Cahaya kebangkitan ini memperbarui dunia menjadi baru. Ia menjadikan dunia menjadi lain. Ia menggantikan yang lama, yang gelap dan tidak berguna dengan suatu cahaya, suatu yang baru dan berguna. 
Kebangkitan Yesus memberi arti yang mendalam bagi kehidupan. Di mana sebelumnya diperlakukan sewenang-wenang, seenaknya oleh manusia, dengan pengorbanan, terlebih melalui kebangkitan Yesus hendak menunjukkan kehidupan itu amat bermakna, merupakan pemberian diri Allah. Karena itu, Yesus mengalahkan kematian, dengan kehidupan. 
Yesus memproklamirkan kehidupan yang telah lama dipermainkan oleh manusia sendiri secara tidak bertanggung jawab. Yesus dapat melakukan tindakan yang begitu agung ini karena kesadaran diriNya sebagai Anak Allah, datang dari Allah. Yesus tidak ingin manusia dikuasai oleh dosa dan kejahatan. Yesus melawan tirani, penindasan dan penjajahan dosa terhadap kehidupan manusia.
Kini Yesus menjadikan semuanya menjadi baru. Kebangkitanya merupakan rahmat tertinggi yang diperoleh manusia, di mana manusia yang telah jauh ke tangan si jahat akibat dosa, dengan konsekuensinya adalah kematian, kepunahan, Yesus mengembalikan dan menjunjun kehidupan manusia sebagai rahmat, kodrat Allah sendiri "rupa dan gambar Allah." Yang menjadi pertanyaan, bagaimana Orang Papua menerima pengorbanan Yesus ini bagian dari hidupnya sendiri.

KEBANGKITAN ORANG PAPUA
Dapatkah kebangkitan Yesus ini menjadi kebangkitan orang Papua? Pertanyaan ini sulit dijawab. Alasanya, karena kesadaran sebagaimana yang dimiliki Yesus hampir setiap orang Papua belum memiliki.
Pertama, Orang Papua masih merasa nyaman dengan ketertindasan. Kenyamanan orang Papua dalam kertindasan ini terwujud dalam sikap juga tindakan sehari-hari sebagian orang Papua. Di mana masih banyak orang Papua yang acuh tak acuh, masa bodoh, tidak peduli. Sebagian orang Papua masih tidur nyenyak dalam penderitaan dan kebodohan. Sikap untuk bangun, sikap untuk berubah, sikap untuk memperbaiki hampir  tidak dipirkan.
Kedua, Banyak orang Papua merasa bahwa penderitaan yang dialami sebagai takdir atau nasib. Karena itu, mereka menerima kenyataan itu dengan penuh kepasrahan. Mereka menyerah terhadap situasi dan mengamini bahwa penderitaan, ketertindasan adalah kehendak Tuhan. Sikap-sikap yang dimunculkan misalnya, jika ada orang yang dibunuh di depan mata sendiri, orang Papua mengatakan kematian itu adalah kehendak Allah. Seolah-olah Allah itu mencabut nyawa manusia dengan cara yang tidak manusiawi. Artinya, masih banyak orang yang sangat pasif, pasrah dengan situasi terpuruk. Mereka tidak ingin memikirkan perubahan pada masa depan. Mereka juga berpikir bahwa tidak ada sesuatu yang baik untuk masa depan, selain apa yang ditentukan.
Ketiga, Orang Papua puas dengan apa yang dimiliki. Masih banyak orang Papua yang tidak mau memikirkan tentang masa depan, karena merasa puas dengan apa yang ada. Apalagi alam Papua yang memanjakan orang Papua, hingga kini masih banyak orang Papua terlelap dalam alam yang ada. Kepemilikkan yang meninabobohkan, orang Papua sulit sekali sampai pada apa yang akan terjadi pada sekian tahun mendatang. 
Hal-hal ini menjukkan sulitnya orang Papua mengikuti cara Allah merombak kehidupan. Orang Papua hingga kini masih belum masuk dalam inti kehidupan, identitasnya sendiri. Kehidupannya yang paling pertama, dan utama dipikirkan, malah tidak dipikirkan. Orang Papua senang, bahkan bangga dengan kematian atau kepunahan. Bagi orang Papua kematian menjadi hal yang biasa, lumrah. 
Dalam situasi ini, perlu ada manusia Papua yang kritis dan analitis. Paling kurang mamiliki kesadaran atas situasi yang ada, kesadaran akan kemanusiaan dan tanahnya. Ketika masuk lebih dalam ke dalam hidup Yesus, orang Papua akan menemukan bagaimana Yesus menyadari situasi semasaNya, bagaimana Yesus mengambil komitmen untuk merombak duniaNya. Di mana komitmen yang dimbil berujung pada pembebasan atau penyelamatan. Karena itu Yesus dijuluki sebagai Pembebas (pahlawan), atau Penyelamat (Kryos).
Semoga, Paskah Tahun ini memberikan satu makna mendalam, mendasar bagi orang Papua. Terutama, Yesus sendiri berperan merombak dunia Papua, sebagaimana Allah membawa bangsa Israel ke tanah terjanji, Dia pulalah yang membawa orang Papua pada tanah yang dijanjikkanNya. Semoga Allah memberikan Roh Kudus, Roh yang menuntun Musa, juga Yesus dalam peroses memembebaskan kaum tertindas, entah oleh dosa, maupun kejahatan manusiawi. Sehingga keindahan, kemuliaan, keagungan kehidupan yang dianugrahkan benar-benar dicatat juga diraskan hingga menjadi sejarah perjalanan bersama Allah sendiri sampai selama-lamanya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

YESUS, ORANG MISKIN DAN PENDOSA

UPACARA REKONSILIASI DI PAROKI SALIB SUCI MADI

VERONIKA MENDAPAT GAMBAR WAJAH YESUS