CERPEN: BINTANG FAJAR AKAN BERSINAR
BINTANG FAJAR AKAN BERSINAR Foto: Ilustrasi Di malam yang sepih, di atas gunung Sygloap, duduklah Buna merenung derap langkah kehidupan manusia Papua. Ada juga di sampingnya sang kekasihnya, namanya Makii. Di malam itu yang ada gelapnya malam dan angin sepoi-sepoi yang menembusi tubuh mereka. Dalam benak mereka, mereka hanya memikirkan nasib hidup manusia Papua. Karena untuk itulah mereka naik ke gunung Sygloap. Mereka duduk bermenung kira-kira tiga jam lamanya dalam sepinya malam itu. Mereka duduk tanpa kata, lagi suara. Keduanya saling menyapa dengan senyum dan kontak batin. Bunyi angin dan kekelaman malam menjadi saksi di malam kesendirian mereka. Mereka masuk dalam nadi kehidupan manusia Papua. Mereka merasakan secara sungguh-sungguh kepedihan yang dialami manusia Papua. Mereka memikirkan kehidupan manusia Papua. Mereka melihat secara riil apa yang terjadi di atas manusia Papua dan tanah Papua. Dalam beningnya malam yang menggeramkan, sang kekasihnya menyahut, “B