Katekese





 

CARA MENJADI ORANG KUDUS

PEMIKIRAN DASAR
Menjadi orang kudus tidak terlepas dari kehidupan Kekritenan, Kristus. Hanya dalam dan melalui Yesus Kristus setiap manusia akan menggapai kekudusan, sebab Yesus sendiri adalah jalan menuju kekudusan itu. Pada dasarnya semua orang dipanggil untuk menjadi orang kudus (Bdk  1Tes 4:3). Menjadi orang kudus berarti menjadi anak Allah. Dengan bahasa yang lebih populer, masuk dalam Kerajaan Allah. Kerajaan Allah adalah Kerajaan di mana Allah menjadi Raja dan semua manusia menjadi anak-anak-Nya. Untuk menjadi manusia yang kudus, merupakan harapan dan idaman semua manusia, sayangnya untuk mencapai Kerajaan Allah (Kekudusan) hanya menjadi sebuah harapan utopis, karena belum mengetahui cara tempu kekudusan itu.
Supaya Kekudusan tidak hanya menjadi harapan utopis, berharap dalam sikap statis, monoton dan buta-buta, mungkin lebih baik jika mengikuti pertemuan ini. Paling tidak dapat menemukan sebuah jalan, walaupun tidak sempurna dan tidak mendetail. Sehingga harapan sekaligus panggilan setiap pribadi manusia pada kekudusan itu dapat dijawab secara sempurna oleh setiap pribadi yang menyadarinya.

PEMBUKA
·         Lagu Pembuka:
·         Doa Pembuka:

PENGALAMAN MANUSIAWI
Bapak Edipuniai adalah seorang yang sederhana, hatinya baik dan suka membantu sesama. Dia tidak pernah marah, kalaupun ia marah, ia marah karena sayang kepada sesama. Rumahnya pun  sederhana. Tugas utamannya adalah bekerja di kebun. Hampir seluruh hidupnya dihabiskan di kebun, sebab ia sadar secara sungguh-sungguh bahwa tugas utamanya adalah bekerja di kebun. Ia tidak pernah jalan-jalan, ia juga selalu menghindari cerita-cerita yang tidak bermakna, bahkan yang mendatangkan masalah. Dalam seluruh hidupnya, termasuk kerja-kerjanya di kebun dipersembahkan kepada Allah dalam doa-doa. Akhirnya, ia merasa bahwa dalam kerja kebun itu Allah berkenan menganurahi kehidupan yang kekal, maka dengan kesederhanaan dan keterbatasan sebagai manusia, ia berjuang untuk tidak melalaikan tugas itu.

PETANYAAN REFLEKSI
1.       Siapa itu bapak Edipuniai?
2.       Patutkah kita mengatakan bapak Edipuniai memperjuangkan kekudusan? Mengapa?
Lagu Pengantar:

PENGALAMAN  IMAN
St. Fransiskus  Asisi Pelindung Hewan, Pedagang dan Lingkungan
Santo Fransiskus dari Assisi atau Asisi (lahir di Assisi, Italia, 5 Juli 1182; meninggal di sana pada 3 Oktober 1226). Pertama diberi nama Giovanni Bernardone, biasanya dikenal dengan Fransisko (bahasa Italia: Francesco). Ayahnya, Pietro, adalah seorang pedagang pakaian kaya. Tentang ibunya, Pica, sedikit yang diketahui. Fransiskus memiliki beberapa saudara lainnya.
Fransiskus menghabiskan masa mudanya dengan membaca buku (dikarenakan ayahnya yang kaya mampu membiayai pendidikan nomor satu untuk anaknya dan dia menjadi lancar dalam membaca beberapa bahasa termasuk Latin). Dia juga juga dikenal untuk minum dan menikmati kebersamaan dengan teman-temannya, yang juga biasanya merupakan anak dari bangsawan.
Sejak muda ia sudah kecewa terhadap dunia sekitarnya. Salah satunya tampak dalam kisah perjumpaannya dengan seorang pengemis. Dalam cerita ini, ia sedang bermain dengan teman-temannya, lalu datanglah seorang pengemis dan meminta sedekah. Ketika teman-temannya tidak memedulikan permohonan pengemis itu, Fransiskus memberikan orang itu semuanya yang ada di kantongnya. Teman-temannya dengan cepat memaki dan mengoloknya atas kebodohannya, dan ketika ia sampai di rumah, ayahnya memakinya karena marah.
Pada 1201 dia bergabung dalam peperangan melawan Perugia, ditawan, dan menghabiskan setahun dalam penjara. Kemungkinan perubahan dirinya ke pikiran yang lebih serius merupakan proses berangsur yang berhubungan dengan pengalamannya ini.
Konon pada suatu waktu, ketika ia menghindari olokan bekas teman-temannya, dan mereka bertanya sambil tertawa apakah ia pernah berpikir untuk menikah, dia menjawab, "Ya, seorang pengantin yang lebih cantik dari yang pernah kalian lihat." Maksudnya adalah "putri kemiskinannya", seperti yang biasa dia katakan kelak.
Dia menghabiskan banyak waktunya menyendiri, meminta penerangan kepada Tuhan. Pada suatu saat dia mengambil untuk merawat korban paling menjijikkan di rumah sakit kusta dekat Assisi.
Setelah ziarah ke Roma, di mana dia mengemis pada pintu gereja untuk orang miskin, dia mendapat penglihatan di mana dia mendengar suara yang memanggilnya untuk memulihkan Gereja Tuhan yang rusak. Dia berpikir ini tentunya gereja St. Damianus yang telah rusak dekat Assisi. Ia menjual kudanya bersama sejumlah kain dari toko bapaknya, lalu memberikan hasilnya kepada pastur untuk maksud ini.
Pietro, yang marah besar, mencoba untuk menyadarkannya, pertama dengan ancaman dan kemudian dengan hukuman badan. Setelah percakapan terakhir di hadapan seorang uskup, Fransiskus menolak semua keinginan bapaknya, bahkan menyingkirkan kain yang diterima dari bapaknya, dan untuk sementara ia menjadi pengelana gelandangan di perbukitan sekitar Assisi.
Kembali ke kotanya di mana ia menghabiskan dua tahun waktunya, ia memulihkan beberapa gereja yang telah runtuh, di antaranya adalah kapel kecil St Maria para Malaikat, Assisi, sedikit di luar kota, yang kemudian menjadi tempat tinggal kesukaannya.
Akhirnya Frasiskus mendirikan biara Ordo Fransiskan, Fraterum Minorum, “saudara-saudara dina.”

PERTANYAAN REFLEKSI
1.       Siapa itu santo Fransisku Asisi?
2.       Bagimana ia bisa menjadi orang kudus?

PENDALAMAN SELANJUTNYA
1.     Belajar dari dua pengalaman hidup, bapak Edipuniai dan bapak Fransiskus Asisi, bagaimana kita dapat menjadi orang kudus?
2.       Mengapa Fransiskus Asisi menjadi orang kudus?
3.       Bagaimana cara menjadi orang kudus di Papua?

PENUTUP
·         Doa Penutup
·         Lagu Penutup:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

YESUS, ORANG MISKIN DAN PENDOSA

UPACARA REKONSILIASI DI PAROKI SALIB SUCI MADI

VERONIKA MENDAPAT GAMBAR WAJAH YESUS