ALLAH ADALAH UGATAMEE MENURUT MANUSIA MEE
ALLAH ITU SEGALA-GALANYA
ALLAH ITU KASIH
ALLAH ITU ADA DALAM HATI DAN PIKIRAN
ALLAH ITU PENGASIH DAN PENYAYANG
Pernyataan ini tidak salah. Semua benar.
Pertama. Bahwa Allah itu sagala-galanya, bukan dalam maksud "Pantheisme" meng-Allahkan segala-sesuatu, melainkan Allah adalah segala-galanya yang di maksud adalah Allah adalah Satu-satunya dari segala yang ada. Allah pilihan tuggal, pilihan terakhir, pilihan Ultimatum dari segala yang ada dan dari semua-semuanya. Bahkan segala-galanya diciptakan oleh Allah, atau segala-galanya ada karena Dia. Artinya tiada sesuatupun yang ada tanpa Dia. Karena itu Allah adalah segala-galanya terkoneksi di Allah sebagai Pencipta dan segala yang lain adalah ciptaan. Karena itu, pilihan dan penyembahan dari ciptaan satu-satunya dan pertama adalah Pencipta (Allah). Kita mencintai Allah lebih dari segala sesuatu (Hukum pertama dari 10 Perintah Allah).
Kedua, ALLAH ADALAH KASIH, PENGASIH dan PENYAYANG. Yang dimaksud adalah konsekuensi dari Kehendak Awal Pencipta. Artinya, tidak mungkin Allah menciptakan segala sesuatu, tidak mungkin Allah menciptakan manusia, jika Allah Allah "tidak mau mencitai ciptaanNya, karya tanganNya." Karena Allah mau "mengasihi, menyayangi," maka Allah menciptakan. Seperti seorang ibu mencintai anak kandungnya sendiri. Bahkan kasih Allah akan ciptaanNya jauh melebihi seorang ibu mengasihi anaknya.
Allah adalah Kasih, maka dalam diri Allah tidak ada iri, dendam, dengki, marah, benci, dll.
Ketiga, Pengasih, Allah Pencipta itu bertahta dalam hati dan pikiran manusia. Karena itu, yang namanya manusia, yang punya hati dan pikiran Allah telah ada dan selalu bertahta, siapa pun dia. Allah bertahta dalam hati manusia, baik orang suci maupun orang berdosa, baik oranf waras maupun orang gila. Hati dan pikiran setiap manusia adalah tempat bertahtanya Allah. Namun, sedikit kontradiksi bahwa dapatkah Allah berkenan tinggal dalam hati manusia sementara hati manusia penuh dengan dosa dan kejahatan, sementara Allah adalah Yang Kudus? Pertanyaan ini sulit dijawab, karena Yang Kudus (Allah) dan dosa adalah kontradiktif, saling bertolak belakang. Cuma, kita menjadi kuat dan yakin karena Allah datang untuk orang berdosa itu.
Allah datang untuk menyelamatkan orang yang hati dan pikiran penuh dengam dosa yang dimaksud adalah dosa yang dibuat secara tidak sengaja atau karena tidak tahu, juga dosa warisan, dosa asal. Bukan perbuatan jahat yang dilakukan dalam "keadaan sadar", "tahu dan mau." Dosa yang dilakukan secara sadar, tahu dan mau adalah tanggungannya sendiri, dan mengingkari Allah yang ada di dalam hati dan pikiran.
Orang yang melakukan dosa walaupun sadar, tahu dan mau diharapkan menebusnya sendiri, melakukan silih, memohon ampun, melakukan penyesalan dan bertobat.
Sebab Allah berkenan tinggal dalam hati yang Kudus dan Suci. Karena itu berbahagialah mereka yang Suci hatinya, karena merekalah yang empunya Kerajaan Allah.
Nah, dari sini jelas. Bahwa Allah itu segala-galanya berarti Allah adalah pilihan tunggal, pilihan satu-satunya dari segala tawaran duniawi yang menggiurkan, yang menyenangkan. Allah Yang Satu-satunya ini ada dan tinggal di setiap hati manusia, tanpa terkecuali. Allah yang tinggal dihati manusia, secara jelas dan jernih akan dialami, dirasakan dan sadari oleh orang yang menjaga hatinya selalu suci, kudus. Allah Yang Kudus menjadi Pemimpin, Nakoda bagi kehidupan setiap orang yang menjaga dan merawat kekudusan tubuh. Di mana Tubuh Adalah Rumah Allah.
Karena itu, setiap tubuh manusia adalah Rumah Allah, tempat Allah bertahta. Jika tubuh manysia adalah Rumah Allah, maka hendaklah Rumah Allah itu dirawat, dijaga semestinya sebagai Rumah Allah, bukan menjadikan tempat "pertukaran uang, percabulan, penyamun, melakukan perbuatan jahat lainya."
Dari sini kita tahu bahwa Allah itu bukan saja milih bangsa Israel, bukan saja Allah bangsa Israel, melainkan Allah bangsa manusia. Termasuk, bangsa Papua.
Allah bangsa Papua menciptakan bangsa Papua denga adat kebiasaan, Allah bangsa Papua menciptakan Budaya Ilahi yang mampu mengantarkan bangsa Papua kepada Allah sediri. Allah Bangsa Papua itu "ada, hadir, tinggal" bersama orang Papua dari Sorong-Merauke. Ia Mengasihi orang Papua, seperti Ia mengasihi orang Israel.
Jika hingga kini kita masih meyakini Allah Bangsa Papua lebih kecil, lebih rendah dari Allah bangsa Israel, kita harus bertobat. Sebab Allah itu Satu dalam tiga Pribadi: Bapa, Putera dan Roh Kudus. Semua manusia itu milik Allah, bahkan Allah menciptakan manusia itu "segambar, secitra denganNya."
Dengan ini, kita diberitahu bahwa seagaimana Injil hanya satu ialah Yesus Kristus (Mesias, kryos). Injil itupun diperuntukkan bagi semua manusia. Artinya tidak hanya untuk bangsa tertentu. Demikian juga Roh Kudus. Roh Kudus dari kata "Spermatikos" benih, yang telah ada dan ditaburkan dimana-mana di penjuruh bumi. Benih yang dimaksud adalah benih kebaikan, kekudusan, kehidupan, keselamatan dan kemerdekaan. Semua nilai itu dibutuhkan oleh segenap bangsa manusia.
Jadi, Allah adalah Allah orang hidup, Allah semua bangsa manusia. Allah itu ada di mana mana, ada di setiap tempat, ada dalam kebaikan, ada dalam kehidupan, ada dalam keselamatan. Allah itu menciptakan, Allah itu menghidupkan, Allahbitu memperbaki atau memperbaharui juga menebus, Allah itu menyelamatkan. Maka, jika kita menyakini Allah hanya milik orang Israel, Allah hanya ada dalam Kitas Suci Bangsa Israel, bukankah kita manusia? Tidak. Kita juga manusia, kita juga ciptaan Allah yang segambar dengan Allah, kita pun setara dengan bangsa lain di dunia. Kita bisa menuliskan Kita Suci (Sejaah Suci) Bangsa Papua. Kita menulisakan Sejarah Pembebasan yang dilakukan oleh Allah untuk bangsa Papua, sebagaimana yang direfleksian dalam Kitab Suci Bangsa Israel, Sejarah Pembebasan bangsanya dari Penjajahan Bangsa Mesir. Di mana bangsa Israel mengkerahkan budayanya, refleksinya, renungananya, kehidupannya dalam kaitan dengan Allah yang membebaskan (Mesias), Allah yang menuntun (Imanuel), Allah yang Menghidupkan (Kryos), Allah yang membangkitkan (Pesta Anak Domba Paskah).
Dapatkah semua itu terwujud? Dapat. Namun, jika orang Papua kembali melihat Allah dari konteks budaya bangsa Papua: bukan sebagai yang terpisa dalam suku-suku tetapi dalam satu kesatuan Allah KULIT HITAM, ALLAH RAMBUT KERITING, ALLAH SORONG-MERAUKE. Dengan itu, ketika Allah memihak kita siapa yang melawan kita? Ketika Allah beserta kita dapatkah kita dikalahkan?
Mari kita kembali ke budaya kita! Kita temukan Allah dalam Budaya kita, keluarga kita, rumah kita, tanah kita, bangsa kita.
Allah Bangsa Papua memberkati dan membebaskan kita.
Salam Saudaraku.
E. G
Hasil diskusi anak2 IPMAPAPARA MALANG di Medsos (WA)
Komentar
Posting Komentar